Pentingnya komunikasi nonverbal
Komunikasi
nonverbal sangat penting dalam dalam berinterkasi dengan manusia. Barnlund
menjabarkan beberapa alasan tentang pentingnya komunikasi nonverbal dalam studi
komunikasi antar budaya. Banyak sekali makan komunikasi nonverbal yang
ditimbulkan dari sentuhan, tatapan, nuansa vocal, gerak tubuh atau ekspresi
wajah dengan atau tanpa bantuan kata-kata. Pada saat bertemu, orang akan
menggunakan semua inderanya dalam mengamati orang lain, mendengar jeda dan
intonasi, melalui cara berpakaian, maupun kata dan kalimat yang digunakan.
Dalam penggunaan vocal dan lisan, keputusan di buat untuk menentang atau
setuju, tertawa, bersantai, melanjutkan atau memotong percakapan. Menurut
Barnlund, tanpa kita sadari baik sengaja maupun tidak kita telah membuat penilaian penting tentang
komunikasi nonverbal. Dari nada suara maupun jarak dengan lawan bicara kita,
kita telah mengumpulkan petunjuk tentang kedekatan hubungan kita dengan lawan
kita. Komunikasi nonverbal juga dapat melalui sentuhan kulit misalnya ketika
anda berpegangan tangan dengan pasangan kita kemudian berpindah menyentuh
wajahnya.
Komunikasi
nonverbal juga dapat tercermin dari tindakan yang di lakukan seperti kepalan
tangan dan ekspresi muram yang menandakan ketidak senangan, getaran suara atau
gemetarnya tangan yang menandakan takut atau cemas. Gerakan tersebut sangat
bergantung pada mata seperti yang dikatakan Heraclitus “ Mata adalah saksi yang
lebih akurat daripada telinga”. Komunikasi nonverbal selalu bergantung pada
kesan pertama yang didapatkan. Sering kali penilaian pertama yang ada lakukan
yaitu melalui warna kulit, dimana dia berada maupun pakaian. Kesan pertama
itulah yang mempengaruhi persepsi untuk sesuatu yang berikutnya. Komunikasi
nonverbal ini tidak mudah untuk dikendalikan secara sadar. Inilah yang membuat
sering terjadinya penyimpangan dan penipuan. Misalnya ketika ketika malu wajah
akan memerah dan ketika marah rahang akan terkatup.
Mendefinisikan komunikasi nonverbal
Definisi Komunikasi nonverbal melibatkan semua rangsangan nonverbal dalam lingkungan komunikasi yang dihasilkan oleh kedua sumber dan penggunaan nya lingkungan dan yang memiliki nilai pesan potensial untuk sumber atau penerima.
Pendekatan dalam definisi ini dapat kita contohkan ketika kita mengirim pesan
nonverbal yang dominan tanpa pernah menyadari bahwa pesan tersebut memiliki
arti untuk orang lain. Dalam komunikasi verbal, secara sadar kita menggunakan
kosakata dan memutuskan kata-kata yang akan kita gunakan tetapi tanpa sadar
juga dan tak terhitung jumlahnya kita juga mengirimkan pesan yang tidak pernah
kita inginkan seperti mengerutkan kening ke matahari dan membuat orang percaya
kita gila. Semua itu merupakan tindakan yang tanpa kita kehendaki disampaikan
ke orang lain.
Seorang sosiolog, Goffman menggambarkan dua ekpresi
individu yang berbeda aktivitas tanda dimana ekspresi ini member dan
mempengaruhi kesan bahwa dia pergi. Yang pertama melibatkan symbol verbal untuk
menyampaikan informasi bahwa ia di kenal untuk melampirkan symbol-simbol. Yang
kedua melibatkan tindakan yang dapat mengobati orang lain sebagai komunikator
dimana harapan merupakan tindakan yang dilakukan untuk alasan lain
selain informasi yang disampaikan dengan cara ini.
Fungsi komunikasi nonverbal
Terdapat
5 aspek multidimensional perilaku nonverbal :
a.
Mengulangi
Gerak tubuh dan kata-kata memiliki makna yang
sama dan memeperkuat satu sama lain. Di Amerika Serikat, orang sering
emnggunakan pesan nonverbal untuk mengulangi apa yang mereka buat seperti
memegang tangan yang menandakan seseorang untuk berhenti padda saat yang sama.
b.
Melengkapi
Meskipun pesan yang berulang dapat berdiri
sendiri, tetapi umumnya melengkapi akan menambahkan lebih banyak informasi
untuk pesan yang di sampaikan. Sebagai contohnya yaitu ketika anda senang
dengan kinerja seseorang, maka untuk melengkapi rasa senang anda tersebut anda
menepuk bahu orang tersebut di waktu yang sama.
c.
Mensubstitusikan
Substitusi di sini di gunakan untuk melakukan
tindakan bukannya berbicara. Sebagai contoh ketika melihat teman yang akrab
dengan kita, maka kita cenderung memperbesar senyum kita dan membuka tangan kita
untuk menyambut teman kita tersebut.
d.
Mengatur
Kita sering mengatur dan mengelola komunikasi
dengan menggunakan beberapa bentuk perilaku nonverbal. Sebagai contoh ketika
kita dalam sebuah perjanjian, kita akan menganggukkan kepala yang menandakan
kita setuju dengan apa yang di sampaikan oleh mitra kita. Jadi, perilaku
nonverbal ini membantu kita mengendalikan situasi.
e.
Bertentangan
Ada kalanya pesan nonverbal kita menandung
makna yang berlawanan dengan pesan verbal yang kita sampaikan. Sebagai contoh
yaitu ketika kita memberitahu seseorang bahwa kita sedang santai namun suara
anda dan tangan gemetar. Pesan ini merupakan pesan yang kontradiktif karna
sebagian besar orang-orang mengandalkan peda pesan nonverbal ketika mereka
menerima data yang bertentangan maka dari itu kita harus menyadari bahaya yang
melekat dalam pesan yang menetang.
Komunikasi nonverbal : pedoman dan keterbatasan
Terdapat masalah potensial
yang berkaitan dengan komunikasi nonverbal. Masalah yang pertama yaitu
berkaitan dengan perbedaan individu. Misalnya banyak anak-anak Amerika asli
menghindari kontak mata langsung sebagai tanda hormat, tetapi karna perbedaan
individu, mungkin ada pengecualian dalam pernyatan ini. kita semua sama ketika datang nilai-nilai, sikap, kepercayaan, dan komunikasi nonverbal.
Komunikasi
nonverbal berasal dari fakta bahwa kita sering melakukan kesalahan dalam suatu
perbedaan. Misalnya ketika kita menjulurkan lidah mengindikasikan mengejek
tetapi ada juga yang mengartikan bahwa hal tersebut menunjukkan kejutan.
Komunikasi nonverbal dan budaya
Studi
prilaku nonverbal sangatlah penting untuk studi komunikasi antar budaya. Banyak
kesulitan yang kita temukan tentang lintas komunikasi. Pelatihan akan bahasa,
sejarah, pemerintahan dan adat istiadat bangsa merupakan program yang
komprehensif. Tanpa terkecuali juga, pengenalan bahasa nonverbal yang ada di
setiap Negara di dunia dan di antara berbagai kelompok dalam masing-masing
negara. Pentingnya komunikasi nonverbal dan maknanya untuk mempelajari
komunikasi antar budaya yaitu bahwa budaya tidak terlihat , berada dimana-mana
dan dipelajari. Andersen mengatakan bahwa “individu menyadari sedikit perilaku
nonverbal mereka sendiri yang di undangnya tanpa berpikir, spontan dan tanpa
sadar”. Kebudayaan sangatlah luas, multidimensi dan tak terbatas dan berada di
manan-mana dan dalam segala hal. Hal
yang benar dalam perilaku nonverbal yaitu dari pakaian, ekspresi yang tak
terhitung ketika kita bercermin, ratusan gerak yang dapat di buat dengan tubuh
kita, dimana dan bagaimana kita menyentuh orang, tatapan dan kontak mata,
perilaku verbal seperti tertawa. Semua itu berfungsi sebagai pesan.
Perilaku
nonverbal dan antar budaya perlu di pelajari. Meskipun banyak dari tingkah laku
lahiriah merupakan bawaan seperti tersenyum dan bergerak, kita tidak mengetahui
dimensi komunikasi yang terkait dengan pesan-pesan nonverbal. Menurut
penelitian, kita semua adalah satu spesies, warisan genetic umum yang mempunyai
ekspresi wajah umum seperti takut, bahagia, marah, terkejut, jijik dan sedih.
Namun kebanyakan para ahli setuju dengan pernyataan bahwa budaya merumuskan aturan yang menentukan kapan, bagaimana, dan dengan apa konsekuensi ekspresi nonverbal yang ditampilkan.
Perilaku nonverbal dan aliansi
antar budaya sangat penting untuk dipelajari. Pertama, dengan memahami
perbedaan budaya penting dalam perilaku ini, kita mampu mengumpulkan petunjuk
tentang sikap dan nilai-nilai yang mendasarinya seperti tersenyum dan berjabat
tangan mengatakan bahwa sebuah nilai-nilai keramahan. Kedua, studi tentang perilaku nonverbal
dapat membantu kita dalam mengisolasi etnosentrisme kita sendiri. Misalnya kita akan
mengkritik seseorang ketika mencium bau badan seseorang. Mengetahui sikap dan
perilaku dalam berkomunikasi membantu kita memahami orang yang kita temui.
Anne Morrow Lindberg menulis “ ketika seseorang adalah
orang asing bagi diri sendiri maka kita juga akan terasing dari orang lain”.
Klasifikasi pesan nonverbal terbagi atas dua kategori yaitu yang dihasilkan
oleh tubuh (seperti penampilan, gerakan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan)
dan menggabungkan individu dengan pengaturan( ruang, waktu dan keheningan ).
Perilaku tubuh
Penampilan umum dan pakaian
Dari semprotan rambut sampai rambut palsu, mengurangi
diet melalui fitness, memakai bulu mata palsu sampai lensa kontak. Berapakah
harga yang harus kita bayar untuk penampilan kita tersebut?. Di Amerika
Serikat, penilaian didasarkan pada penampilan pribadi, pakaian dan benda yang
kita bawa. Kelebihan berat badan akan mengurangi pendapatan, menurunkan
kemungkinan menikah dan kecil kemungkinan dapat di terima dalam
pendidikannya. Ketika memutuskan mau
atau tidaknya memulai percakapan, kita dipengaruhi oleh cara orang tersebut
berpenampilan.
Dalam komunikasi
antar budaya, kita masih mengikuti budaya seperti standart penilaian kita
melalui penampilan dan objek. Menurut Wenzhong dan Grove,” banyak wanita yang
menjaga gaya rambut mereka dan membuat sedikit upaya untuk menarik perhatian
orang lain melalui cara berpenampilan mereka. Seperti di Arab, kesopanan sangat
berharga. Gadis-gadis muslim biasanya menutup kepala mereka dengan kerudung. Di
Filipina, hubungan antar nilai-nilai budaya dan pakaian juga terlihat. Begitu
juga dengan di jerman. Seragam bisnis pria adalah jas yang berwarna gelap dan
dasi nya dengan kemeja polos, memakai kaos kaki dan sepatu. Di Spanyol, sering
kali terlihat orang-orang berstatus tinggo mengenakan setelan jas dan dasi
meskipun cuaca sangat panas.
Di sebagian
besar dunia, orang masih memakai pakain tradisional mereka. Seperti pria arab
memakai jubah longgar yang panjang yang di sebut dishdasha sedangkan wanita
arab menutup rambut mereka dengan penutup panjang sampai menyentuh lantai.
Setiap kebudayaan mengajarkan anggotanya tentang apa yang pantas. Menurut
DeFleur, Kearney dan Plax, orang amerika-afrika menyediakan pakaian tidak hanya
untuk tujuan fungsional tetapi juga untuk kostum. Sedangkan menurut beberapa
penulis, perbedaan pakaian perempuan dan laki-laki di Amerika Serikay karna
bukan hanya perbedaan fisik.
Gerakan tubuh : kinesics
Studi tentang bagaimana
gerak-gerik komunikasi disebut kinesics. Secara umum, isyarat kinesic adalah
ketika terlihat tubuh bergeser dan gerakan-gerakan yang dapat mengirimkan pesan
tentang 1). Sikap kita terhadap orang lain(misal ketika kita berdiri bertatap
muka dengan teman), 2). Kondisi emosi kita( misalnya ketika kita sedang gugup
maka kita akan mengetuk-ngetuk meja), dan 3). Keinginan kita untuk
mengendalikan lingkungan ( misalnya menunjuk seseorang untuk dating berarti
kita ingin berbicara dengannya).
Menurut para ahli, kita
dapat membuat sebanyak 700.000 tanda-tanda fisik yang berbeda. Beberapa
perbedaan budaya dalam sikap, perilaku duduk dan gerakan tubuh menyampaikan
makna tertentu. Kebanyakan, pesan tubuh di tunjukkan bersamaan dengan pesan
lain. Misalnya ketika kita tersenyum dan menyapa seorang teman pada saat yang
bersamaan.
Postur
Postur dan kebiasaan duduk
menggambarkan suatu budaya. Di Jepang, postur tubuh yang rendah merupakan suatu
kehormatan. Para atasan , akan membungkuk ketika mengakhiri sesuatu. Sedangkan
orang-orang Thailand menggunakan gerakan wai yaitu menekan kedua tangan
berdekatan di depan tubuh seseorang, dengan ujung jari sampai di sekitar leher
yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat. Di Jerman dan Swedia, membungkuk
dianggap sebagai tanda kekasaran dan sikap yang buruk. Di turki, meletakkan
tangan di saku seseorang adalah tanda hormat. Budaya yang berbeda dalam orientasi
tubuh mereka dianggap komunikasi. Sebagai contoh, Arab menggunakan orientasi
tubuh yang langsung ketika berkomunikasi.
Cara dimana kita duduk juga
menunjukkan pesan dalam berkomunikasi. Di Ghana dan Turki, duduk dengan kaki
disilangkan merupakan penghinaan besar. Orang Thailand percaya bahwa telapak
kaki adalah bagian terendah dari tubuh dan mempunyai banyak arti maka dari itu
mereka menghindari menghentak dengan menggunakan kaki. Di Amerika Serikat,
wanita sering memegang lengan mereka lebih dekat dengan tubuh mereka dan
menjaga kaki mereka dan jarang menyilangkannya ketika di perusahaan. Postur mereka juga lebih terbatas dan kurang santai daripada postur laki-laki. Sebagian besar penelitian di bidang komunikasi jender menyimpulkan bahwa perbedaan ini terkait dengan isu seperti status, kekuasaan, dan keanggotaan..
Gerak-Gerik
Dalam sebuah penelitian
besar yang melibatkan 40 budaya yang berbeda, Morris dan rekan-rekannya
mengisolasi 20 orang yang memiliki budaya yang berbeda. Gerakan itu memiliki potensi yang
mencerminkan kenyataan budaya komunikasi orang tuli di Amerika serikat memiliki
kosakata yang kaya dan luas yang terdiri dari gerakan.kekuatan gerakan dapat di
tentukan dalam isyarat tangan yang sering digunakan. Variasi sekecil apapun
dalam melakukan gerakan tertentu dapat menjadi sumber adanya kekerasan. Di
Amerika serikat, menunjuk orang lain dengan menggunakan jari telunjuk sedangkan
di Jerman menggunakan jari kelingking dan di Jepang dengan seluruh tangan yaitu
telapak tangan terbuka. Sedangkan di Asia, sebagian besar menunjuk dengan jari
telunjuk dianggap tidak sopan.
Membuat lingkaran dengan ibu
jari seseorang dan jari telunjuk di Amerika serikat menandakan kata OK, di
Jepang dan Korea menandakan Uang, di Arab biasanya disertai dengan memamerkan
gigi yang menandakan permusuhan sedangkan di Meksiko, Jerman dan Tunisia
berarti “ aku akan membunuhmu”. Ketika seseorang ingin memberi tanda temannya untuk datang, di Amerika Serikat menggunakan isyarat dengan
satu tangan, telapak atas dan jari-jari bersama-sama bergerak menuju tubuhnya, di Korea menggunakan isyarat tangan dengan
telapak ke bawah dan menggambar jari-jari ke arah telapak tangan,di Burma gerakan memanggil
dibuat telapak tangan menghadap bawah, dengan jari-jari bergerak seolah-olah
bermain piano, di Filipina sering memanggil seseorang dengan anggukan
cepat ke bawah kepala. Di Jerman dan
Skandinavia, gerakan isyarat dibuat dengan melempar kepala ke belakang sedangkan di Arab, dilakukan
dengan memegang tangan kanan keluar, telapak ke atas, dan membuka dan menutup tangan.
Gerakan kepala dapat menunjukkan
penerimaan dan penolakan mengambil bentuk yang berlawanan di Thailand dan
Amerika Serikat. Di Yunani mengungkapkan "ya" dengan anggukan mirip
dengan yang digunakan di Amerika Serikat, tetapi ketika berkomunikasi
"tidak," mereka menyentakkan kepala mereka kembali dan mengangkat wajah mereka. Mengangkat salah satu atau kedua tangan
sampai ke bahu sangat menekankan "tidak".
Ada juga perbedaan budaya mengenai jumlah dan ukuran gerakan yang digunakan selama berkomunikasi. Yahudi, Yunani, Italia, Timur Tengah, dan Amerika Selatan cukup bersemangat saat mereka berinteraksi. Sedangkan menurut budaya Asia merasa tindakan yang kuat merupakan kurangnya tata karma dan pengendalian diri. Kita juga dapat melihat pentingnya gerakan dengan melihat perbedaan antara kebudayaan. Sebagai contoh, dibandingkan dengan laki-laki, perempuan cenderung menggunakan lebih sedikit gerak tubuh. Orang Afrika menilai suatu bentuk hidup dan ekspresif komunikasi dan menampilkan berbagai gerakan yang lebih besar daripada orang kulit putih saat berinteraksi.
Ada juga perbedaan budaya mengenai jumlah dan ukuran gerakan yang digunakan selama berkomunikasi. Yahudi, Yunani, Italia, Timur Tengah, dan Amerika Selatan cukup bersemangat saat mereka berinteraksi. Sedangkan menurut budaya Asia merasa tindakan yang kuat merupakan kurangnya tata karma dan pengendalian diri. Kita juga dapat melihat pentingnya gerakan dengan melihat perbedaan antara kebudayaan. Sebagai contoh, dibandingkan dengan laki-laki, perempuan cenderung menggunakan lebih sedikit gerak tubuh. Orang Afrika menilai suatu bentuk hidup dan ekspresif komunikasi dan menampilkan berbagai gerakan yang lebih besar daripada orang kulit putih saat berinteraksi.
Ekspresi wajah
Ekspresi wajah seseorang
mempengaruhi reaksi kita kepada mereka. Para dramawan Yunani dan aktor Kabuki dari Jepang sangat menyadari pergeseran dalam suasana hati dan makna yang disampaikan melalui ekspresi wajah. bentuk drama yang digunakan masker dan makeup bertujuan untuk menunjukkan perbedaan masing-masing karakter aktor dan sikap. Dalam arti yang sangat nyata, ketika kita berkomunikasi menggunakan wajah kita, kita semua adalah aktor karena kita semua memakai berbagai topeng.
Norma-norma
budaya sering mendikte bagaimana, kapan, dan kepada siapa ekspresi wajah
ditampilkan. Dalam budaya Mediterania banyak orang membesar-besarkan tanda
kesedihan . Hal ini tidak jarang di beberapa wilayah dunia untuk melihat
orang-orang menangis di depan umum. Namun di Amerika Serikat, laki-laki putih menekan
keinginan untuk menunjukkan emosi ini. Pria Jepang bahkan menyembunyikan
ekspresi kemarahan, kesedihan, atau jijik dengan tertawa atau tersenyum. Dalam satu studi,
mata pelajaran Jepang dan Amerika mengungkapkan ekspresi wajah yang sama saat
melihat
sebuah
film merangsang saat mereka sendirian. Namun, ketika melihat film di hadapan orang lain, di
Jepang ditunjukkan dengan ekpresi wajah netral.
Satu
lagi yang
menampilkan
emosi yang telah berada dalam diri seseorang yaitu senyum. Di Amerika, senyum bisa menjadi tanda kebahagiaan atau
penegasan ramah. Dalam budaya Jepang, senyum juga dapat menutupi emosi atau
digunakan untuk menghindar dari menjawab pertanyaan. Dalam budaya Korea, terlalu banyak tersenyum sering
dianggap sebagai tanda dari orang kurang pintar. Dresser mencatat bahwa kurangnya tersenyum di Korea telah sering
disalahartikan sebagai tanda permusuhan. Menurut Turner, dibandingkan dengan laki-laki, wanita
menggungkapkan ekspresi wajah yang lebih ekspresif, lebih tersenyum dan
cenderung kembali tersenyum dan lebih tertarik pada orang lain yang tersenyum.
Kontak mata dan tatapan
Jumlah pesan yang dapat dikirim melalui mata kita adalah hampir tak terbatas. Menurut Leathers, ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa di Amerika Serikat, mata melayani enam fungsi komunikasi penting: (1) menunjukkan derajat perhatian, minat, dan gairah; (2) pengaruh perubahan sikap dan persuasi; (3) mengatur interaksi; (4) mengkomunikasikan emosi; (5) mendefinisikan hubungan kekuasaan dan status, dan (6) mengambil peran sentral dalam manajemen kesan.
Kebanyakan penelitian, serta pengamatan pribadi kita, memberitahu kita bahwa budaya memodifikasi jumlah kontak mata di mana kita dimana kita terlibat dan siapa yang menerima kontak mata tersebut. Di Jepang, kontak mata yang lama dianggap kasar, mengancam, dan tidak sopan. Dresser menunjukkan bahwa orang-orang dari Amerika Latin dan Karibia menghindari kontak mata sebagai tanda hormat.
Masalah akan timbul bila
kita melakukan bisnis dengan orang yang percaya bahwa kontak mata secara lama
menandakan ketidaksopanan. Di Amerika, tatapan yang lama pada orang yang
berjenis kelamin yang sama sering dianggap sebagai sinyal yang menarik dan
saran seksual.
Perbedaan
kontak mata juga dapat di lihat dari afrika-amerika dan putih amerika. Ketika
berbicara, afrika amerika cenderung menggunakan kontak mata terus-menerus
daripada orang kulit putih. Namun
sebaliknya orang kulit putih akan melakukan kontak mata terus menerus ketika
mereka mendengarkan. Dalam sebuah penelitian, kebanyakan perempuan
mempertahankan kontak mata daripada laki-laki. Wanita melihat wanita lain
dengan kontak mata satu sama lain daripada laki-laki. Jadi kita jarang
menyadari perubahan kontak mata yang kita buat. Misalnya, kita akan cenderung
sedikit melakukan kontak mata ketika berbicara dengan orang yang cacat daripada
yang tidak cacat.
Sentuhan
Sama dengan
kata-kata dan gerakan, sentuhan juga menyampaikan pesan. Ketika kita menyentuh
orang lain, itu akan membantu kita mendapatkan wawasan dalam berkomunikasi.
Sentuhan merupakan awal dari untuk menjadi dewasa. Setelah lahir, bayi mulai
menggunakan indra mereka untuk menafsirkan realitas. Pada saat itu, mereka
terlibat dengan sentuhan seperti di cium, di peluk, di bersihkan, menepuk,
mencium maupun disusui. Ketika masa kanak-kanak, kita belajar untuk menyentuh.
Pada saat mencapai masa remaja, budaya kita telah mengajarkan kita bagaimana
untuk berkomunikasi dengan sentuhan. Di Amerika serikat, kita belajar bias
berjabat tangan dengan hamper semua orang, memeluk orang-orang tertentu, mesih
intim dengan orang lain, dan bercinta dengan satu orang.
Untuk orang
muslim, karna tradisi agama dan social, makan dan melakukan hal-hal lain dengan
menggunakan tangan kanan tetapi untuk menyapa dengan tangan kiri merupakan
penghinaan sosial. Bagi orang Asia, kepala memiliki makna religious, maka dari
itu, ketika orang lain menyentuh kepala mereka maka mereka akan dalam bahaya.
afrika-amerika akan marah jika orang kulit putih menepuk bahu mereka di atas
kepala mereka itu menandakan bahwa mereka anak kecil yang baik.
Pria di Eropa
Timur, Spanyol, Italia, Portugal dan Arab akan mencium ketika mereka bertemu
teman-teman mereka. Sedangkan di Meksiko, pria akan saling menyapa dengan
berpelukan. Menurut Rowland, menggambarkan bisnis di Jepang yaitu menyentuh
rekan sesame pekerja tidak umum untuk digunakan, menepuk seseorang dari
belakang atau menempatkan lengan yang bersahabat di sekitar mereka juga tidak
dilakukan.
Ada juga perbedaan etnis dan
gender dalam bagaimana individu menggunakan sentuhan untuk mengirim pesan.
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa lebih banyak pria menyentuh wanita
daripada wanita menyentuh pria baik dalam pekerjaan maupun interaksi social. Perempuan
lebih banyak memulai pelukan daripada laki-laki, baik kepada perempuan lain,
laki-laki maupun anak-anak. Penelitian juga mengungkapkan bahwa pria amerika
afrika lebih sering menyenuh satu sama lain daripada laki-laki kulit putih.
Bau
Walaupun
sebagian besar pesan yang kita terima melalui penglihatan dan pendengaran,
indera penciuman juga menjadi saluran yang mempunyai makna juga. Di Amerika
sendiri menghabiskan milyaran dollar untuk menyakinkan lingkungannya mempunyai
bau seperti yang diinginkan. Beberapa unsur yang mempengaruhi bau yang kita
berikan : (1). Kekuatan penciuman dalam kaitannya dengan wewangian, (2). Jarak
bau dari orang lain, (3). Hubungan yang dirasakan antara pihak yang terlibat,
dan (4). Keadaan yang dihadapi.
Bau memainkan
peranan besar di antara orang-orang Filipina. Hal ini tidak biasa bagi anak
muda Filipina yang berdagang potongan-potongan pakaian sehingga bau orang lain
akan memabngkitkan kasih sayang antara satu sama lain. Filipina sangat teliti
dalam kebersihan pribadi dan memiliki hidung yang sensitive. Di Jepang, bau
menjadi bagian penting dari budaya. Gadis-gadis muda sering memainkan permainan
yang melibatkan lima wewangian dalam kotak kecil. Gadis yang emngidentifikasi
aroma paling banyak yang menang. Amerika merupakan contoh budaya yang cenderung
tidak nyaman dengan bau alami.
Penciuman
menempati tempat yang menonjol dalam kehidupan di Arab. Tidak hanya menjadi
salah satu mekanisme pengaturan jarak, tetapi merupakan bagian penting dari
system yang komplek dalam berprilaku. Orang Arab bernapas secara konsisten pada
orang lain ketika berbicara. Namun, kebiasaan ini lebih pada soal tata karma
yang berbeda. Ketidak tahuan dalam variasi budaya ketika bersikap terhadap bau
dapat menciptakan ketidakpastian dan merasa sakit.
ParaBahasa
Klopstock menulis “ nada suara manusia berkuasa seperti
benang atau music untuk memindahkan jiwa “.sebagian besar dari kita menonton
sebuah film asing dengan teks bahasa inggris. Selama interval ketika teks tidak
muncul di layar, kita mendengar actor mengucapkan bahasa asing tetapi pada
dasarnya nisa memahami apa yang terjadi hanya dengan mendengar suaranya.
Mungkin dapat disimpulkan bahwa pemain itu mengekpresikan kemarahan, eksedihan,
kegembiraan, atau emosi lainnya. Apapun masalah yang dihadapi, isyarat suara
dapat menjadi informasi untuk membuat penilaian tentang kepribadian karakter,
kondisi emosional dan latar belakang etnis. Variasi suara memberitahu kita
tentang apa yang tejadi. Hal yang demikian disebut dengan parabahasa yang
melibatkan unsur-unsur linguistic dari pidato yaitu bagaimana sesuatu yang di
katakana dan buka arti sebenarnya dari kata yang di ucapkan. Para bahasa
terbagi atas 3 jenis vokalisasi : (1). Karakteristik vocal (tertawa, menangis,
berteriak, mengerang, merengek, bersenadawa, menguap), (2). Kualifikasi vocal
(volume, ritme, tempo, resonansi, nada), dan (3). Memisahkan vocal (un-huh,
shh, oooh, mmmh, humm).
Isyarat parabahasa membantu kita dalam menarik eksimpulan
tentang keadaan emosional individu, status social ekonomi, tinggi, berat, usia,
kecerdasan, ras, latar belakang, dan tingkat pendidikan. Arab berbicara keras
karena penyaringan bagi mereka berkonotasi dengan kekuatan dan ketulusan. Di
Israel, peningkatan volume encerminkan keyakinan yang kuat terhadap maslah yang
sedang dibhaas. Tetapi menurut orang Thailand, suara keras dianggap tidak
sopan. Di Jepang, sering meningkatkan suara menandakan kurangnya pengendalian
diri. Bagi mereka, suara lembut mencerminkan perilaku yang baik dan membantu
menjaga keharmonisan nilai social dalam budaya Jepang.
Tertawa dan cekikikan merupakan pesan yang berbeda,
tergantung pada budaya. Meskipun tersenyum dan tertawa adalah tanda suka cita
dalam semua budaya, di Jepang sering etrtawa untuk menyembunyikan
ketidaksenangan, kemarahan, kesedihan maupun rasa malu. Aksen dan logat
merupakan komponen yang sering mempengaruhi proses komunikasi. Aksen mengacu hanya
untuk pengucapan yang khas, sedangkan dialek mengacu pada tata bahasa dan kosa
kata juga. Pentingnya aksen dan dialek yang jelas untuk siapa yang telah
menemukan diri mereka membuat penilaian tentang orang lain berdasarkan
aksen atau logat seseorang.
Kebanyakan orang melihat standart
bahasa inggris sebagai tepat dan benar maka dari itu yang tidak menggunakan
standart ini anggap rendah atau tidak bisa berbicara bahasa inggris. Maka dari
itu, kita harus menjaga dari reaksi yang negative ketika bertemua dengan orang
yang berbeda aksen atau logat dengan kita. Perbedaan parabahasa juga menandai
pola komunikasi laki-laki dan perempuan. Perempuan berbicara di lapangan dengan
lebih tinggi daripada pria, berbicara lebih lembut dan lebih ekpresif.
Ruang dan Jarak
Aliran
dan perubahan jarak antara kita dengan orang yang berinteraksi dengan kita
merupakan bagian dari pengalaman komunikasi. Kita menggunakan ruang dan jarak
untuk menyampaikan pesan. Studi tentang system pesan disebut proximics yang
berkaitan dengan ruang pribadi kita, tempat duduk dan penataan perabotan dimana
ketiganya memiliki pengaruh pada komunikasi antarbudaya.
a. Ruang
pribadi
Ruang pribadi adalah bagian dari alam semesta yang
terkandung dalam sebuah batas tak terlihat yang mengelilingi tubuh kita.
Sebagai pemilik suatu daerah, kita biasanya memutuskan siapa saja yang dapat
memasuki daerah kita tersebut. Ketika ruang kita di serang, kita bereaksi dalam
berbagai cara. Di Negara individualism ( inggris, Amerika serikat, Jerman dan
Australia), umumnya meminta lebih ruang pribadidaripada budaya kolektifdan
cenderung mengambil sikap agresif ketika ruang meraka dilanggar. Di Meksiko,
jarak fisik antara orang-orang yang terlibat dalam percakapan lebih dekat dari
batas yang biasanya. Percakapan di Arab cenderung berjarak dekat. Dalam budaya
Asia, misalnya siswa tidak boleh duduk dekat dengan guru mereka dan jaraknya di
perjauh untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan. Di Skotlandis dan
Swedia, jarak interpersonalnya yaitu sangat dekat. Sedangkan di Jerman, Hall
dan Hall memberitahukan bahwa ruang privat adalah ruang yang suci.
b. Tempat
duduk
Budaya juga
mempengaruhi cara dan makna dalam pengaturan tempat duduk. Di Amerika, ketika
dalam kelompok mereka cenderung berbicara dengan lawan daripada mereka duduk
atau berdiri di samping mereka. Pola ini juga mempengaruhi bagaimana mereka
memilih pemimpin. Di Amerika, para pemimpin biasanya diabaikan fisiknya dan
memilih kirsi di ujung meja. Di Cina sering mengalami kegelisahan ketika
menghadapi seseorang secara langsung atau duduk disisi berlawanan dari sebuah
meja. Itu membuat mereka seolah-olah berada di pengadilan. Di Korea, pengaturan
tempat duduk mencerminkan status dan perbedaan peran. Di Jepang, pengaturan
tempat duduk semiformal didasarkan pada hierarki. Orang yang paling penting
duduk di salah satu ujung meja persegi panjang dengan orang-orang terdekat di
kanan dan di kiri dari senior. Yang terendah duduk di dekat pintu dan di ujung
meja adalah orang yang berwibawa.
c. Penataan
perabotan
Pengaturan
perabotan dalam rumah berhubungan dengan budaya. Misalnya ketika orang dari Perancis, Italia, dan Meksiko yang mengunjungi Amerika Serikat sering terkejut melihat perabotan di ruang tamu yaitu menunjuk ke arah set televisi. Bagi mereka, percakapan penting, dan duduk di kursi menghadap layar televisi menghambat percakapan. Di negara-negara mereka, perabotan diposisikan untuk mendorong interaksi. Bahkan susunan kantor member kita petunjuk akan
karakter seseorang. di Jerman, perabot kantor tersebar di seluruh kantor. Di
Jepang meja banyak disusun secara hierarki di tengah sebuah ruangan besar yang
tidak ada dinding pemisahnya. Para supervisor dan manajer diposisikan dekat
jendela.
Di penjara, dimana ruang terbatas dan di kontrol. Tahanan baru cepat
belajar budaya dari penjara dengan belajar tentang penggunaan ruang seperti
mereka segera tahu kapan waktu masuk sel dan bahwa pengurangan ruangan adalah
bentuk hukuman. Wanita biasanya memungkinkan laki-laki dan perempuan lain untuk
berdiri lebih dekat dengan mereka. Dari perbedaan gender dapat disimpulkan
bahwa pria menggunakan ruang sebagai sarana menegaskan dominasi meraka atas
perempuan seperti a). mereka mengklaim lebih banyak ruang pribadi daripada
perempuan; b). mereka lebih aktif membela pelanggaran wilayah yang biasanya
lebih besar daripada wilayah perempuan; c). mereka menjadi agresif dalam upaya
mendapatkan kembali ukuran yang diinginkan terhadap privasi mereka; dan d).
laki-laki lebih sering berjalan di depan pasangan mereka.
Waktu
Meskipun kita tidak
bisa memegang atau melihat waktu, kita menanggapinya seolah-olah itu perintah atas hidup
kita.
Karena waktu adalah suatu
fenomena pribadi, kita semua memandang dan memperlakukannya dengan cara yang
mengekspresikan karakter kita. Jika kita datang terlambat tiga puluh menit pada janji penting dan meminta maaf, kita mengirim pesan tertentu
tentang karakter diri kita sendiri. Menceritakan seseorang bagaimana kita merasa bersalah
tentang kedatangan terlambat juga merupakan
mengirim pesan. Menggunakan kebudayaan waktu juga dapat memberikan
petunjuk berharga untuk nilai budaya dan merespon waktu. Di Amerika, kita mendengar orang
berkata, "Waktu adalah uang" dan "Dia yang ragu-ragu akan hilang." Pepatah Cina mengatakan
"Pikirkan tiga kali sebelum Anda bertindak." Renungkan sejenak
tentang bagaimana merasakan waktu di masing-masing
budaya yang berbeda. Sebuah konsepsi kebudayaan waktu dapat diperiksa dari tiga perspektif
yang berbeda: (1) waktu informal; (2) persepsi dari masa lalu, sekarang masa
depan; dan (3) penggolongan Hall mono-kronis dan poli-kronis.
Waktu
informal
Sebagian besar
aturan untuk waktu yang informal, seperti kecepatan dan keterlambatan, tidak
secara eksplisit diajarkan. Seperti kebanyakan budaya, aturan-aturan ini biasanya
berfungsi di bawah tingkat kesadaran. Di inggris dan amerika, batas
keterlambatan yaitu 5 menit bukan 15 menit ataupun 30 menit untuk janji bisnis.
Di sisi lain inggris keterlambatan bisa berarti 5-15 menit untuk sebuah
undangan makan malam. Di italia, keterlambatan mungkin berkisar 2 jam. Reaksi
kita terhadap ketepatan berarkar dari pengalaman budaya kita. Di amerika
serikat kita semua belajar Di Amerika Serikat, kita semua tahu bahwa bos dapat
datang terlambat ketika rapat tanpa ada yang mengangkat alis, tetapi jika sekretaris yang dating terlambat, ia dapat
menerima teguran dalam bentuk pandangan tegas. Seorang dokter dapat
membuat orang menunggu untuk jangka waktu yang lama, namun perawat sebaiknya
tepat waktu. Di Amerika Latin diharapkan untuk datang terlambat ketika janji sebagai
tanda hormat. Tetapi keterlambatan yang sama ini akan dianggap
sebagai kekasaran di Jerman.
Ketika
bernegosiasi dengan Jepang, Amerika ingin mendapatkan hak turun dalam bisnis.
Mereka disosialisasikan untuk percaya bahwa “waktu adalah uang”. Mereka dapat
menerima sekitar 15 menit dari basa-basi tentang cuaca, perjalanan mereka
ataupun baseball tetapi lebih dari itu akan menjadi hal yang tidak masuk akal. Di sisi lain, Jepang ingin mengenal
rekan-rekan bisnis mereka. Mereka merasa bahwa cara terbaik untuk melakukan ini
adalah untuk melakukan percakapan panjang dengan Amerika tentang berbagai macam
topik. Orang Jepang merasa nyaman dengan percakapan berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Di Indonesia sendiri tidak ingin di tekan atau
tergesa-gesa. Mereka menganggap waktu sebagai kolam tak terbatas. Menurut
Harris dan Moran, ada sebuah frase di Indonesia yang menjelaskan hal tersebut
yaitu “ Jam Karet “. Di afrika, kecepatan lambat adalah aturan. Maka mereka
menganggap orang yang terburu-buru diduga mencoba untuk menipu. kecepatan di mana orang berjalan mencerminkan konsep kebudayaan waktu.
Orang-orang dari Inggris dan Amerika Serikat bergerak jauh lebih cepat daripada
orang dari Taiwan dan Indonesia.
Masa lalu, sekarang dan masa depan
Masa lalu berorientasi pada
budaya seperti tradisi yang menolak perubahan. Orang Cina, dengan tradisi pemujaan leluhur dan
kebanggaan kuat dalam budaya ketekunan mereka selama ribuan tahun merupakan kebudayaan yang
menggunakan masa lalu sebagai panduan untuk bagaimana hidup di masa sekarang. Pepatah Cina
menyarankan, "Pertimbangkan masa lalu dan Anda akan tahu sekarang."
Penduduk asli Amerika juga menilai tradisi dan melihat ke masa lalu sebagai pedoman
ketika menghadapi situasi yang baru. Budaya dengan tradisi Islam yang kuat, karena mereka
percaya bahwa peristiwa-peristiwa masa depan milik Allah, juga cenderung untuk
melihat saat ini sebagai tempat di mana adanya masa lalu, sekarang, dan masa depan datang bersama-sama.
Mereka memiliki sedikit keinginan untuk memetakan peristiwa yang mereka percaya
berada di luar kendali mereka.
Orientasi ketiga,
yang menempatkan iman yang besar di masa depan kebanyakan orang Amerika. Sebagai
manusia,
kita
terus merencanakan masa depan, dan anak-anak kita bermain dengan mainan
(boneka, mobil, senjata, dan sebagainya) dan mempersiapkan mereka untuk dewasa. Banyak dari kita
tidak bisa menunggu untuk menyelesaikan apa yang kita lakukan sehingga kita
dapat pindah ke sesuatu yang lain. Apa yang kita inginkan, yang kita inginkan sekarang,
sehingga kita dapat memenuhinya saat ini dan beralih ke yang berikutnya. Selain
itu, berorientasi masa depan dengan menyambut inovasi dan perubahan dan kurang memperhatikan
kebiasaan sosial atau organisasi masa lalu dan tradisi.
Jarak interpersonal Budaya Amerika untuk Kategori Berbagai Interaksi
Jarak
|
Jenis kegiatan
|
Volume suara
|
Sangat Tutup
(3 in sampai 6 in) |
Kesadaran keterlibatan fisik.
Bercinta, menghibur, dan melindungi.
|
bisikan lembut
|
Tutup
(8 in ke 12 in)
Dekat
(12 masuk hingga 20 in)
Netral
(20 in ke 36 in) |
Rincian hadapi adalah mudah terlihat. Sangat pribadi, jarang digunakan
di depan umum.
Bisa memegang dan memahami orang lain. Banyak interaksi sosial dyadic
terjadi.
Menjaga jarak lengan dengan orang lain.
Paling umum untuk percakapan jarak sosial. |
terdengar berbisik, sangat rahasia
Dalam ruangan, suara lembut; luar ruangan, suara penuh
Lembut suara, volume rendah
|
Netral
(4 1/2 ft sampai 5 ft) Publik jarak (51 / 2 kaki sampai 8 ft) |
Kebanyakan pertemuan sosial dan transaksi bisnis.
Bisnis dan sosial wacana yang lebih formal. Meja di kantor ditempatkan
untuk menunda pengunjung.
|
Suara penuh
Kendali suara dengan sedikit sangat keras
|
Di seberang ruangan
(8 ft sampai 20 ft) jauh jarak (20 ft dan lebih) |
Digunakan oleh guru atau pembicara pada pertemuan umum.
Publik berbicara oleh tokoh-tokoh publik.
|
Suara keras berbicara ke grup
menyalami jarak, publik-alamat
sistem |
Monochronic (M-waktu) dan Polychronic (P-waktu)
Klasifikasi
Antropolog, Hall mengklasifikasikan waktu sebagai
bentuk komunikasi. Hall menguusulkan bahwa budaya mengatur waktu baik
mono-kronis (M-waktu) maupun pli-krinis (P-waktu).
M-waktu adalah karakteristik orang dari Jerman,
Austria, Swiss, dan Amerika. Hall menjelaskan, "Orang-orang dari dunia Barat,
khususnya Amerika, cenderung memikirkan waktu sebagai sesuatu yang tetap di
alam, sesuatu di sekitar kita dan kita tidak dapat melarikan diri. waktu merupakan bagian
yang selalu hadir dari lingkungan, seperti udara yang kita hirup. Kita bersikap seolah-olah
waktu adalah nyata. kita berbicara “menghemat waktu”, “kehilangan waktu”, atau “membunuh
waktu”. . jadwal sangat penting untuk anggota
dari mono-kronis budaya. Budaya P-Waktu, misalnya, berurusan dengan waktu secara holistik. Mereka dapat
berinteraksi denga lebih dari satu orang atau melakukan lebih dari satu hal
pada suatu waktu.
Menurut dresse,
pendekatan multidimensional saat ini menjelaskan mengapa ada yang menyela dalam
sebuah percakapan yang biasanya dilakukan oleh orang Arab, Asia dan Amerika
Latin. Mereka mengambil saham yang besar dalam kegiatan saat ini dan menekan
banyak orang. Mereka tidak menganggap janji sebagai sebuah komitmen
dank arena itu mereka sering beristirahat. Budaya pada P-waktu yaitu waktu
kurang nyata. Di Amerika Serikat,
ada kebudayaan yang menggunakan
waktu secara berbeda dari budaya dominan. Orang Meksiko sering berbicara tentang "waktu
Chicano" ketika waktu mereka bervariasi dari budaya yang dominan
berkembang dan Saine telah mengamati bahwa budaya Polinesia Hawaii memiliki
"waktu Hawaii, konsep waktu yang sangat santai dan mencerminkan gaya hidup informal
orang-orang Hawaii asli.
Perbandingan Orang Monochronic dan Orang Polychronic
Orang Monochronic
|
Orang Polychronic
|
1.
Melakukan satu hal pada suatu
waktu.
2.
Berkonsentrasilah pada pekerjaan.
3. Ambil komitmen waktu (tenggat waktu, jadwal) serius.
4.
Apakah konteks rendah dan informasi perlu.
5.
Berkomitmen untuk pekerjaan.
6.
Patuhi rencana.
7.
Apakah khawatir tidak mengganggu orang lain, mengikuti aturan-aturan privasi.
8.
Tampilkan menghormati kepemilikan pribadi; jarang meminjam atau meminjamkan.
9.
Tekankan ketepatan.
10. Terbiasa untuk hubungan jangka pendek.
|
1. Melakukan banyak hal sekaligus.
2. Mudah terganggu dan tunduk pada interupsi.
3.
Pertimbangkan komitmen waktu suatu tujuan untuk dicapai, jika mungkin.
4. Apakah konteks tinggi dan sudah memiliki informasi.
5.
Berkomitmen kepada
orang-orang dan hubungan manusia.
6.
Perubahan rencana sering dan mudah.
7. Lebih peduli dengan orang-orang dekat dengan
mereka (keluarga, teman, rekan bisnis yang dekat) dibandingkan dengan privasi.
8. Meminjam dan meminjamkan hal-hal sering dan mudah.
9. Basis ketepatan pada hubungan.
10.
Memiliki kecenderungan kuat untuk membangun hubungan seumur hidup.
|