Total Tayangan Halaman

Jumat, 27 Januari 2012

Komunikasi nonverbal: Para Pesan Aksi, Ruang, Waktu, dan Diam



 Pentingnya komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal sangat penting dalam dalam berinterkasi dengan manusia. Barnlund menjabarkan beberapa alasan tentang pentingnya komunikasi nonverbal dalam studi komunikasi antar budaya. Banyak sekali makan komunikasi nonverbal yang ditimbulkan dari sentuhan, tatapan, nuansa vocal, gerak tubuh atau ekspresi wajah dengan atau tanpa bantuan kata-kata. Pada saat bertemu, orang akan menggunakan semua inderanya dalam mengamati orang lain, mendengar jeda dan intonasi, melalui cara berpakaian, maupun kata dan kalimat yang digunakan. Dalam penggunaan vocal dan lisan, keputusan di buat untuk menentang atau setuju, tertawa, bersantai, melanjutkan atau memotong percakapan. Menurut Barnlund, tanpa kita sadari baik sengaja maupun tidak  kita telah membuat penilaian penting tentang komunikasi nonverbal. Dari nada suara maupun jarak dengan lawan bicara kita, kita telah mengumpulkan petunjuk tentang kedekatan hubungan kita dengan lawan kita. Komunikasi nonverbal juga dapat melalui sentuhan kulit misalnya ketika anda berpegangan tangan dengan pasangan kita kemudian berpindah menyentuh wajahnya.
Komunikasi nonverbal juga dapat tercermin dari tindakan yang di lakukan seperti kepalan tangan dan ekspresi muram yang menandakan ketidak senangan, getaran suara atau gemetarnya tangan yang menandakan takut atau cemas. Gerakan tersebut sangat bergantung pada mata seperti yang dikatakan Heraclitus “ Mata adalah saksi yang lebih akurat daripada telinga”. Komunikasi nonverbal selalu bergantung pada kesan pertama yang didapatkan. Sering kali penilaian pertama yang ada lakukan yaitu melalui warna kulit, dimana dia berada maupun pakaian. Kesan pertama itulah yang mempengaruhi persepsi untuk sesuatu yang berikutnya. Komunikasi nonverbal ini tidak mudah untuk dikendalikan secara sadar. Inilah yang membuat sering terjadinya penyimpangan dan penipuan. Misalnya ketika ketika malu wajah akan memerah dan ketika marah rahang akan terkatup.

Mendefinisikan komunikasi nonverbal
            Definisi Komunikasi nonverbal melibatkan semua rangsangan nonverbal dalam lingkungan komunikasi yang dihasilkan oleh kedua sumber dan penggunaan nya lingkungan dan yang memiliki nilai pesan potensial untuk sumber atau penerima. Pendekatan dalam definisi ini dapat kita contohkan ketika kita mengirim pesan nonverbal yang dominan tanpa pernah menyadari bahwa pesan tersebut memiliki arti untuk orang lain. Dalam komunikasi verbal, secara sadar kita menggunakan kosakata dan memutuskan kata-kata yang akan kita gunakan tetapi tanpa sadar juga dan tak terhitung jumlahnya kita juga mengirimkan pesan yang tidak pernah kita inginkan seperti mengerutkan kening ke matahari dan membuat orang percaya kita gila. Semua itu merupakan tindakan yang tanpa kita kehendaki disampaikan ke orang lain.
            Seorang sosiolog, Goffman menggambarkan dua ekpresi individu yang berbeda aktivitas tanda dimana ekspresi ini member dan mempengaruhi kesan bahwa dia pergi. Yang pertama melibatkan symbol verbal untuk menyampaikan informasi bahwa ia di kenal untuk melampirkan symbol-simbol. Yang kedua melibatkan tindakan yang dapat mengobati orang lain sebagai komunikator dimana harapan merupakan tindakan yang dilakukan untuk alasan lain selain informasi yang disampaikan dengan cara ini.

Fungsi komunikasi nonverbal

Terdapat 5 aspek multidimensional perilaku nonverbal :
a.      Mengulangi
Gerak tubuh dan kata-kata memiliki makna yang sama dan memeperkuat satu sama lain. Di Amerika Serikat, orang sering emnggunakan pesan nonverbal untuk mengulangi apa yang mereka buat seperti memegang tangan yang menandakan seseorang untuk berhenti padda saat yang sama.

b.      Melengkapi
Meskipun pesan yang berulang dapat berdiri sendiri, tetapi umumnya melengkapi akan menambahkan lebih banyak informasi untuk pesan yang di sampaikan. Sebagai contohnya yaitu ketika anda senang dengan kinerja seseorang, maka untuk melengkapi rasa senang anda tersebut anda menepuk bahu orang tersebut di waktu yang sama.

c.      Mensubstitusikan
Substitusi di sini di gunakan untuk melakukan tindakan bukannya berbicara. Sebagai contoh ketika melihat teman yang akrab dengan kita, maka kita cenderung memperbesar senyum kita dan membuka tangan kita untuk menyambut teman kita tersebut.

d.      Mengatur
Kita sering mengatur dan mengelola komunikasi dengan menggunakan beberapa bentuk perilaku nonverbal. Sebagai contoh ketika kita dalam sebuah perjanjian, kita akan menganggukkan kepala yang menandakan kita setuju dengan apa yang di sampaikan oleh mitra kita. Jadi, perilaku nonverbal ini membantu kita mengendalikan situasi.

e.      Bertentangan
Ada kalanya pesan nonverbal kita menandung makna yang berlawanan dengan pesan verbal yang kita sampaikan. Sebagai contoh yaitu ketika kita memberitahu seseorang bahwa kita sedang santai namun suara anda dan tangan gemetar. Pesan ini merupakan pesan yang kontradiktif karna sebagian besar orang-orang mengandalkan peda pesan nonverbal ketika mereka menerima data yang bertentangan maka dari itu kita harus menyadari bahaya yang melekat dalam pesan yang menetang.

Komunikasi nonverbal : pedoman dan keterbatasan

Terdapat masalah potensial yang berkaitan dengan komunikasi nonverbal. Masalah yang pertama yaitu berkaitan dengan perbedaan individu. Misalnya banyak anak-anak Amerika asli menghindari kontak mata langsung sebagai tanda hormat, tetapi karna perbedaan individu, mungkin ada pengecualian dalam pernyatan ini. kita semua sama ketika datang nilai-nilai, sikap, kepercayaan, dan komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal berasal dari fakta bahwa kita sering melakukan kesalahan dalam suatu perbedaan. Misalnya ketika kita menjulurkan lidah mengindikasikan mengejek tetapi ada juga yang mengartikan bahwa hal tersebut menunjukkan kejutan.

Komunikasi nonverbal dan budaya

Studi prilaku nonverbal sangatlah penting untuk studi komunikasi antar budaya. Banyak kesulitan yang kita temukan tentang lintas komunikasi. Pelatihan akan bahasa, sejarah, pemerintahan dan adat istiadat bangsa merupakan program yang komprehensif. Tanpa terkecuali juga, pengenalan bahasa nonverbal yang ada di setiap Negara di dunia dan di antara berbagai kelompok dalam masing-masing negara. Pentingnya komunikasi nonverbal dan maknanya untuk mempelajari komunikasi antar budaya yaitu bahwa budaya tidak terlihat , berada dimana-mana dan dipelajari. Andersen mengatakan bahwa “individu menyadari sedikit perilaku nonverbal mereka sendiri yang di undangnya tanpa berpikir, spontan dan tanpa sadar”. Kebudayaan sangatlah luas, multidimensi dan tak terbatas dan berada di manan-mana dan dalam segala hal.   Hal yang benar dalam perilaku nonverbal yaitu dari pakaian, ekspresi yang tak terhitung ketika kita bercermin, ratusan gerak yang dapat di buat dengan tubuh kita, dimana dan bagaimana kita menyentuh orang, tatapan dan kontak mata, perilaku verbal seperti tertawa. Semua itu berfungsi sebagai pesan.
Perilaku nonverbal dan antar budaya perlu di pelajari. Meskipun banyak dari tingkah laku lahiriah merupakan bawaan seperti tersenyum dan bergerak, kita tidak mengetahui dimensi komunikasi yang terkait dengan pesan-pesan nonverbal. Menurut penelitian, kita semua adalah satu spesies, warisan genetic umum yang mempunyai ekspresi wajah umum seperti takut, bahagia, marah, terkejut, jijik dan sedih. Namun kebanyakan para ahli setuju dengan pernyataan bahwa budaya merumuskan aturan yang menentukan kapan, bagaimana, dan dengan apa konsekuensi ekspresi nonverbal yang ditampilkan.
Perilaku nonverbal dan aliansi antar budaya sangat penting untuk dipelajari. Pertama, dengan memahami perbedaan budaya penting dalam perilaku ini, kita mampu mengumpulkan petunjuk tentang sikap dan nilai-nilai yang mendasarinya seperti tersenyum dan berjabat tangan mengatakan bahwa sebuah nilai-nilai keramahan. Kedua, studi tentang perilaku nonverbal dapat membantu kita dalam mengisolasi etnosentrisme kita sendiri. Misalnya kita akan mengkritik seseorang ketika mencium bau badan seseorang. Mengetahui sikap dan perilaku dalam berkomunikasi membantu kita memahami orang yang kita temui.
Anne Morrow Lindberg menulis “ ketika seseorang adalah orang asing bagi diri sendiri maka kita juga akan terasing dari orang lain”. Klasifikasi pesan nonverbal terbagi atas dua kategori yaitu yang dihasilkan oleh tubuh (seperti penampilan, gerakan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan) dan menggabungkan individu dengan pengaturan( ruang, waktu dan keheningan ).

Perilaku tubuh
Penampilan umum dan pakaian
            Dari semprotan rambut sampai rambut palsu, mengurangi diet melalui fitness, memakai bulu mata palsu sampai lensa kontak. Berapakah harga yang harus kita bayar untuk penampilan kita tersebut?. Di Amerika Serikat, penilaian didasarkan pada penampilan pribadi, pakaian dan benda yang kita bawa. Kelebihan berat badan akan mengurangi pendapatan, menurunkan kemungkinan menikah dan kecil kemungkinan dapat di terima dalam pendidikannya.  Ketika memutuskan mau atau tidaknya memulai percakapan, kita dipengaruhi oleh cara orang tersebut berpenampilan.
Dalam komunikasi antar budaya, kita masih mengikuti budaya seperti standart penilaian kita melalui penampilan dan objek. Menurut Wenzhong dan Grove,” banyak wanita yang menjaga gaya rambut mereka dan membuat sedikit upaya untuk menarik perhatian orang lain melalui cara berpenampilan mereka. Seperti di Arab, kesopanan sangat berharga. Gadis-gadis muslim biasanya menutup kepala mereka dengan kerudung. Di Filipina, hubungan antar nilai-nilai budaya dan pakaian juga terlihat. Begitu juga dengan di jerman. Seragam bisnis pria adalah jas yang berwarna gelap dan dasi nya dengan kemeja polos, memakai kaos kaki dan sepatu. Di Spanyol, sering kali terlihat orang-orang berstatus tinggo mengenakan setelan jas dan dasi meskipun cuaca sangat panas.
Di sebagian besar dunia, orang masih memakai pakain tradisional mereka. Seperti pria arab memakai jubah longgar yang panjang yang di sebut dishdasha sedangkan wanita arab menutup rambut mereka dengan penutup panjang sampai menyentuh lantai. Setiap kebudayaan mengajarkan anggotanya tentang apa yang pantas. Menurut DeFleur, Kearney dan Plax, orang amerika-afrika menyediakan pakaian tidak hanya untuk tujuan fungsional tetapi juga untuk kostum. Sedangkan menurut beberapa penulis, perbedaan pakaian perempuan dan laki-laki di Amerika Serikay karna bukan hanya perbedaan fisik.

Gerakan tubuh : kinesics
Studi tentang bagaimana gerak-gerik komunikasi disebut kinesics. Secara umum, isyarat kinesic adalah ketika terlihat tubuh bergeser dan gerakan-gerakan yang dapat mengirimkan pesan tentang 1). Sikap kita terhadap orang lain(misal ketika kita berdiri bertatap muka dengan teman), 2). Kondisi emosi kita( misalnya ketika kita sedang gugup maka kita akan mengetuk-ngetuk meja), dan 3). Keinginan kita untuk mengendalikan lingkungan ( misalnya menunjuk seseorang untuk dating berarti kita ingin berbicara dengannya).
Menurut para ahli, kita dapat membuat sebanyak 700.000 tanda-tanda fisik yang berbeda. Beberapa perbedaan budaya dalam sikap, perilaku duduk dan gerakan tubuh menyampaikan makna tertentu. Kebanyakan, pesan tubuh di tunjukkan bersamaan dengan pesan lain. Misalnya ketika kita tersenyum dan menyapa seorang teman pada saat yang bersamaan.

Postur
Postur dan kebiasaan duduk menggambarkan suatu budaya. Di Jepang, postur tubuh yang rendah merupakan suatu kehormatan. Para atasan , akan membungkuk ketika mengakhiri sesuatu. Sedangkan orang-orang Thailand menggunakan gerakan wai yaitu menekan kedua tangan berdekatan di depan tubuh seseorang, dengan ujung jari sampai di sekitar leher yang digunakan untuk menunjukkan rasa hormat. Di Jerman dan Swedia, membungkuk dianggap sebagai tanda kekasaran dan sikap yang buruk. Di turki, meletakkan tangan di saku seseorang adalah tanda hormat. Budaya yang berbeda dalam orientasi tubuh mereka dianggap komunikasi. Sebagai contoh, Arab menggunakan orientasi tubuh yang langsung ketika berkomunikasi.
Cara dimana kita duduk juga menunjukkan pesan dalam berkomunikasi. Di Ghana dan Turki, duduk dengan kaki disilangkan merupakan penghinaan besar. Orang Thailand percaya bahwa telapak kaki adalah bagian terendah dari tubuh dan mempunyai banyak arti maka dari itu mereka menghindari menghentak dengan menggunakan kaki. Di Amerika Serikat, wanita sering memegang lengan mereka lebih dekat dengan tubuh mereka dan menjaga kaki mereka dan jarang menyilangkannya ketika di perusahaan. Postur mereka juga lebih terbatas dan kurang santai daripada postur laki-laki. Sebagian besar penelitian di bidang komunikasi jender menyimpulkan bahwa perbedaan ini terkait dengan isu seperti status, kekuasaan, dan keanggotaan..

Gerak-Gerik
Dalam sebuah penelitian besar yang melibatkan 40 budaya yang berbeda, Morris dan rekan-rekannya mengisolasi 20 orang yang memiliki budaya yang berbeda.  Gerakan itu memiliki potensi yang mencerminkan kenyataan budaya komunikasi orang tuli di Amerika serikat memiliki kosakata yang kaya dan luas yang terdiri dari gerakan.kekuatan gerakan dapat di tentukan dalam isyarat tangan yang sering digunakan. Variasi sekecil apapun dalam melakukan gerakan tertentu dapat menjadi sumber adanya kekerasan. Di Amerika serikat, menunjuk orang lain dengan menggunakan jari telunjuk sedangkan di Jerman menggunakan jari kelingking dan di Jepang dengan seluruh tangan yaitu telapak tangan terbuka. Sedangkan di Asia, sebagian besar menunjuk dengan jari telunjuk dianggap tidak sopan.
Membuat lingkaran dengan ibu jari seseorang dan jari telunjuk di Amerika serikat menandakan kata OK, di Jepang dan Korea menandakan Uang, di Arab biasanya disertai dengan memamerkan gigi yang menandakan permusuhan sedangkan di Meksiko, Jerman dan Tunisia berarti “ aku akan membunuhmu”. Ketika seseorang ingin memberi tanda temannya untuk datang, di Amerika Serikat menggunakan isyarat dengan satu tangan, telapak atas dan jari-jari bersama-sama bergerak menuju tubuhnya, di Korea menggunakan isyarat tangan dengan telapak ke bawah dan menggambar jari-jari ke arah telapak tangan,di Burma gerakan memanggil dibuat telapak tangan menghadap bawah, dengan jari-jari bergerak seolah-olah bermain piano, di Filipina sering memanggil seseorang dengan anggukan cepat ke bawah kepala. Di Jerman dan Skandinavia, gerakan isyarat dibuat dengan melempar kepala ke belakang sedangkan di Arab, dilakukan dengan memegang tangan kanan keluar, telapak ke atas, dan membuka dan menutup tangan.
Gerakan kepala dapat menunjukkan penerimaan dan penolakan mengambil bentuk yang berlawanan di Thailand dan Amerika Serikat. Di Yunani mengungkapkan "ya" dengan anggukan mirip dengan yang digunakan di Amerika Serikat, tetapi ketika berkomunikasi "tidak," mereka menyentakkan kepala mereka kembali dan mengangkat wajah mereka. Mengangkat salah satu atau kedua tangan sampai ke bahu sangat menekankan "tidak".
Ada juga perbedaan budaya mengenai jumlah dan ukuran gerakan yang digunakan selama
berkomunikasi. Yahudi, Yunani, Italia, Timur Tengah, dan Amerika Selatan cukup bersemangat saat mereka berinteraksi. Sedangkan menurut budaya Asia merasa tindakan yang kuat merupakan kurangnya tata karma dan pengendalian diri. Kita juga dapat melihat pentingnya gerakan dengan melihat perbedaan antara kebudayaan. Sebagai contoh, dibandingkan dengan laki-laki, perempuan cenderung menggunakan lebih sedikit gerak tubuh. Orang Afrika menilai suatu bentuk hidup dan ekspresif komunikasi dan menampilkan berbagai gerakan yang lebih besar daripada orang kulit putih saat berinteraksi.

Ekspresi wajah
Ekspresi wajah seseorang mempengaruhi reaksi kita kepada mereka. Para dramawan Yunani dan aktor Kabuki dari Jepang sangat menyadari pergeseran dalam suasana hati dan makna yang disampaikan melalui ekspresi wajah. bentuk drama yang digunakan masker dan makeup bertujuan untuk menunjukkan perbedaan masing-masing karakter aktor dan sikap. Dalam arti yang sangat nyata, ketika kita berkomunikasi menggunakan wajah kita, kita semua adalah aktor karena kita semua memakai berbagai topeng.
Norma-norma budaya sering mendikte bagaimana, kapan, dan kepada siapa ekspresi wajah ditampilkan. Dalam budaya Mediterania banyak orang membesar-besarkan tanda kesedihan . Hal ini tidak jarang di beberapa wilayah dunia untuk melihat orang-orang menangis di depan umum. Namun di Amerika Serikat, laki-laki putih menekan keinginan untuk menunjukkan emosi ini. Pria Jepang bahkan menyembunyikan ekspresi kemarahan, kesedihan, atau jijik dengan tertawa atau tersenyum. Dalam satu studi, mata pelajaran Jepang dan Amerika mengungkapkan ekspresi wajah yang sama saat melihat sebuah film merangsang saat mereka sendirian. Namun, ketika melihat film di hadapan orang lain, di Jepang ditunjukkan dengan ekpresi wajah netral.
Satu lagi yang menampilkan emosi yang telah berada dalam diri seseorang yaitu senyum. Di Amerika, senyum bisa menjadi tanda kebahagiaan atau penegasan ramah. Dalam budaya Jepang, senyum juga dapat menutupi emosi atau digunakan untuk menghindar dari menjawab pertanyaan. Dalam budaya Korea, terlalu banyak tersenyum sering dianggap sebagai tanda dari orang kurang pintar. Dresser mencatat bahwa kurangnya tersenyum di Korea telah sering disalahartikan sebagai tanda permusuhan. Menurut Turner, dibandingkan dengan laki-laki, wanita menggungkapkan ekspresi wajah yang lebih ekspresif, lebih tersenyum dan cenderung kembali tersenyum dan lebih tertarik pada orang lain yang tersenyum.

Kontak mata dan tatapan
Jumlah pesan yang dapat dikirim melalui mata kita adalah hampir tak terbatas. Menurut Leathers, ada cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa di Amerika Serikat, mata melayani enam fungsi komunikasi penting: (1) menunjukkan derajat perhatian, minat, dan gairah; (2) pengaruh perubahan sikap dan persuasi; (3) mengatur interaksi; (4) mengkomunikasikan emosi; (5) mendefinisikan hubungan kekuasaan dan status, dan (6) mengambil peran sentral dalam manajemen kesan.
Kebanyakan penelitian, serta pengamatan pribadi kita, memberitahu kita bahwa budaya memodifikasi jumlah kontak mata di mana kita dimana kita terlibat dan siapa yang menerima  kontak mata tersebut. Di Jepang, kontak mata yang lama dianggap kasar, mengancam, dan tidak sopan. Dresser menunjukkan bahwa orang-orang dari Amerika Latin dan Karibia menghindari kontak mata sebagai tanda hormat.
Masalah akan timbul bila kita melakukan bisnis dengan orang yang percaya bahwa kontak mata secara lama menandakan ketidaksopanan. Di Amerika, tatapan yang lama pada orang yang berjenis kelamin yang sama sering dianggap sebagai sinyal yang menarik dan saran seksual.
Perbedaan kontak mata juga dapat di lihat dari afrika-amerika dan putih amerika. Ketika berbicara, afrika amerika cenderung menggunakan kontak mata terus-menerus daripada orang kulit putih.  Namun sebaliknya orang kulit putih akan melakukan kontak mata terus menerus ketika mereka mendengarkan. Dalam sebuah penelitian, kebanyakan perempuan mempertahankan kontak mata daripada laki-laki. Wanita melihat wanita lain dengan kontak mata satu sama lain daripada laki-laki. Jadi kita jarang menyadari perubahan kontak mata yang kita buat. Misalnya, kita akan cenderung sedikit melakukan kontak mata ketika berbicara dengan orang yang cacat daripada yang tidak cacat.

Sentuhan
Sama dengan kata-kata dan gerakan, sentuhan juga menyampaikan pesan. Ketika kita menyentuh orang lain, itu akan membantu kita mendapatkan wawasan dalam berkomunikasi. Sentuhan merupakan awal dari untuk menjadi dewasa. Setelah lahir, bayi mulai menggunakan indra mereka untuk menafsirkan realitas. Pada saat itu, mereka terlibat dengan sentuhan seperti di cium, di peluk, di bersihkan, menepuk, mencium maupun disusui. Ketika masa kanak-kanak, kita belajar untuk menyentuh. Pada saat mencapai masa remaja, budaya kita telah mengajarkan kita bagaimana untuk berkomunikasi dengan sentuhan. Di Amerika serikat, kita belajar bias berjabat tangan dengan hamper semua orang, memeluk orang-orang tertentu, mesih intim dengan orang lain, dan bercinta dengan satu orang.
Untuk orang muslim, karna tradisi agama dan social, makan dan melakukan hal-hal lain dengan menggunakan tangan kanan tetapi untuk menyapa dengan tangan kiri merupakan penghinaan sosial. Bagi orang Asia, kepala memiliki makna religious, maka dari itu, ketika orang lain menyentuh kepala mereka maka mereka akan dalam bahaya. afrika-amerika akan marah jika orang kulit putih menepuk bahu mereka di atas kepala mereka itu menandakan bahwa mereka anak kecil yang baik.
Pria di Eropa Timur, Spanyol, Italia, Portugal dan Arab akan mencium ketika mereka bertemu teman-teman mereka. Sedangkan di Meksiko, pria akan saling menyapa dengan berpelukan. Menurut Rowland, menggambarkan bisnis di Jepang yaitu menyentuh rekan sesame pekerja tidak umum untuk digunakan, menepuk seseorang dari belakang atau menempatkan lengan yang bersahabat di sekitar mereka juga tidak dilakukan.
Ada juga perbedaan etnis dan gender dalam bagaimana individu menggunakan sentuhan untuk mengirim pesan. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa lebih banyak pria menyentuh wanita daripada wanita menyentuh pria baik dalam pekerjaan maupun interaksi social. Perempuan lebih banyak memulai pelukan daripada laki-laki, baik kepada perempuan lain, laki-laki maupun anak-anak. Penelitian juga mengungkapkan bahwa pria amerika afrika lebih sering menyenuh satu sama lain daripada laki-laki kulit putih.



Bau
Walaupun sebagian besar pesan yang kita terima melalui penglihatan dan pendengaran, indera penciuman juga menjadi saluran yang mempunyai makna juga. Di Amerika sendiri menghabiskan milyaran dollar untuk menyakinkan lingkungannya mempunyai bau seperti yang diinginkan. Beberapa unsur yang mempengaruhi bau yang kita berikan : (1). Kekuatan penciuman dalam kaitannya dengan wewangian, (2). Jarak bau dari orang lain, (3). Hubungan yang dirasakan antara pihak yang terlibat, dan (4). Keadaan yang dihadapi.
Bau memainkan peranan besar di antara orang-orang Filipina. Hal ini tidak biasa bagi anak muda Filipina yang berdagang potongan-potongan pakaian sehingga bau orang lain akan memabngkitkan kasih sayang antara satu sama lain. Filipina sangat teliti dalam kebersihan pribadi dan memiliki hidung yang sensitive. Di Jepang, bau menjadi bagian penting dari budaya. Gadis-gadis muda sering memainkan permainan yang melibatkan lima wewangian dalam kotak kecil. Gadis yang emngidentifikasi aroma paling banyak yang menang. Amerika merupakan contoh budaya yang cenderung tidak nyaman dengan bau alami.
Penciuman menempati tempat yang menonjol dalam kehidupan di Arab. Tidak hanya menjadi salah satu mekanisme pengaturan jarak, tetapi merupakan bagian penting dari system yang komplek dalam berprilaku. Orang Arab bernapas secara konsisten pada orang lain ketika berbicara. Namun, kebiasaan ini lebih pada soal tata karma yang berbeda. Ketidak tahuan dalam variasi budaya ketika bersikap terhadap bau dapat menciptakan ketidakpastian dan merasa sakit.

ParaBahasa
            Klopstock menulis “ nada suara manusia berkuasa seperti benang atau music untuk memindahkan jiwa “.sebagian besar dari kita menonton sebuah film asing dengan teks bahasa inggris. Selama interval ketika teks tidak muncul di layar, kita mendengar actor mengucapkan bahasa asing tetapi pada dasarnya nisa memahami apa yang terjadi hanya dengan mendengar suaranya. Mungkin dapat disimpulkan bahwa pemain itu mengekpresikan kemarahan, eksedihan, kegembiraan, atau emosi lainnya. Apapun masalah yang dihadapi, isyarat suara dapat menjadi informasi untuk membuat penilaian tentang kepribadian karakter, kondisi emosional dan latar belakang etnis. Variasi suara memberitahu kita tentang apa yang tejadi. Hal yang demikian disebut dengan parabahasa yang melibatkan unsur-unsur linguistic dari pidato yaitu bagaimana sesuatu yang di katakana dan buka arti sebenarnya dari kata yang di ucapkan. Para bahasa terbagi atas 3 jenis vokalisasi : (1). Karakteristik vocal (tertawa, menangis, berteriak, mengerang, merengek, bersenadawa, menguap), (2). Kualifikasi vocal (volume, ritme, tempo, resonansi, nada), dan (3). Memisahkan vocal (un-huh, shh, oooh, mmmh, humm).
            Isyarat parabahasa membantu kita dalam menarik eksimpulan tentang keadaan emosional individu, status social ekonomi, tinggi, berat, usia, kecerdasan, ras, latar belakang, dan tingkat pendidikan. Arab berbicara keras karena penyaringan bagi mereka berkonotasi dengan kekuatan dan ketulusan. Di Israel, peningkatan volume encerminkan keyakinan yang kuat terhadap maslah yang sedang dibhaas. Tetapi menurut orang Thailand, suara keras dianggap tidak sopan. Di Jepang, sering meningkatkan suara menandakan kurangnya pengendalian diri. Bagi mereka, suara lembut mencerminkan perilaku yang baik dan membantu menjaga keharmonisan nilai social dalam budaya Jepang.
            Tertawa dan cekikikan merupakan pesan yang berbeda, tergantung pada budaya. Meskipun tersenyum dan tertawa adalah tanda suka cita dalam semua budaya, di Jepang sering etrtawa untuk menyembunyikan ketidaksenangan, kemarahan, kesedihan maupun rasa malu. Aksen dan logat merupakan komponen yang sering mempengaruhi proses komunikasi. Aksen mengacu hanya untuk pengucapan yang khas, sedangkan dialek mengacu pada tata bahasa dan kosa kata juga. Pentingnya aksen dan dialek yang jelas untuk siapa yang telah menemukan diri mereka membuat penilaian tentang orang lain berdasarkan aksen atau logat seseorang.
            Kebanyakan orang melihat standart bahasa inggris sebagai tepat dan benar maka dari itu yang tidak menggunakan standart ini anggap rendah atau tidak bisa berbicara bahasa inggris. Maka dari itu, kita harus menjaga dari reaksi yang negative ketika bertemua dengan orang yang berbeda aksen atau logat dengan kita. Perbedaan parabahasa juga menandai pola komunikasi laki-laki dan perempuan. Perempuan berbicara di lapangan dengan lebih tinggi daripada pria, berbicara lebih lembut dan lebih ekpresif.

Ruang dan Jarak
Aliran dan perubahan jarak antara kita dengan orang yang berinteraksi dengan kita merupakan bagian dari pengalaman komunikasi. Kita menggunakan ruang dan jarak untuk menyampaikan pesan. Studi tentang system pesan disebut proximics yang berkaitan dengan ruang pribadi kita, tempat duduk dan penataan perabotan dimana ketiganya memiliki pengaruh pada komunikasi antarbudaya.

a.      Ruang pribadi
            Ruang pribadi adalah bagian dari alam semesta yang terkandung dalam sebuah batas tak terlihat yang mengelilingi tubuh kita. Sebagai pemilik suatu daerah, kita biasanya memutuskan siapa saja yang dapat memasuki daerah kita tersebut. Ketika ruang kita di serang, kita bereaksi dalam berbagai cara. Di Negara individualism ( inggris, Amerika serikat, Jerman dan Australia), umumnya meminta lebih ruang pribadidaripada budaya kolektifdan cenderung mengambil sikap agresif ketika ruang meraka dilanggar. Di Meksiko, jarak fisik antara orang-orang yang terlibat dalam percakapan lebih dekat dari batas yang biasanya. Percakapan di Arab cenderung berjarak dekat. Dalam budaya Asia, misalnya siswa tidak boleh duduk dekat dengan guru mereka dan jaraknya di perjauh untuk menunjukkan rasa hormat dan penghargaan. Di Skotlandis dan Swedia, jarak interpersonalnya yaitu sangat dekat. Sedangkan di Jerman, Hall dan Hall memberitahukan bahwa ruang privat adalah ruang yang suci.

b.      Tempat duduk
Budaya juga mempengaruhi cara dan makna dalam pengaturan tempat duduk. Di Amerika, ketika dalam kelompok mereka cenderung berbicara dengan lawan daripada mereka duduk atau berdiri di samping mereka. Pola ini juga mempengaruhi bagaimana mereka memilih pemimpin. Di Amerika, para pemimpin biasanya diabaikan fisiknya dan memilih kirsi di ujung meja. Di Cina sering mengalami kegelisahan ketika menghadapi seseorang secara langsung atau duduk disisi berlawanan dari sebuah meja. Itu membuat mereka seolah-olah berada di pengadilan. Di Korea, pengaturan tempat duduk mencerminkan status dan perbedaan peran. Di Jepang, pengaturan tempat duduk semiformal didasarkan pada hierarki. Orang yang paling penting duduk di salah satu ujung meja persegi panjang dengan orang-orang terdekat di kanan dan di kiri dari senior. Yang terendah duduk di dekat pintu dan di ujung meja adalah orang yang berwibawa.

c.       Penataan perabotan
Pengaturan perabotan dalam rumah berhubungan dengan budaya. Misalnya ketika orang dari Perancis, Italia, dan Meksiko yang mengunjungi Amerika Serikat sering terkejut melihat perabotan di ruang tamu yaitu menunjuk ke arah set televisi. Bagi mereka, percakapan penting, dan duduk di kursi menghadap layar televisi menghambat percakapan. Di negara-negara mereka, perabotan diposisikan untuk mendorong interaksi. Bahkan susunan kantor member kita petunjuk akan karakter seseorang. di Jerman, perabot kantor tersebar di seluruh kantor. Di Jepang meja banyak disusun secara hierarki di tengah sebuah ruangan besar yang tidak ada dinding pemisahnya. Para supervisor dan manajer diposisikan dekat jendela.
Di penjara, dimana ruang terbatas dan di kontrol. Tahanan baru cepat belajar budaya dari penjara dengan belajar tentang penggunaan ruang seperti mereka segera tahu kapan waktu masuk sel dan bahwa pengurangan ruangan adalah bentuk hukuman. Wanita biasanya memungkinkan laki-laki dan perempuan lain untuk berdiri lebih dekat dengan mereka. Dari perbedaan gender dapat disimpulkan bahwa pria menggunakan ruang sebagai sarana menegaskan dominasi meraka atas perempuan seperti a). mereka mengklaim lebih banyak ruang pribadi daripada perempuan; b). mereka lebih aktif membela pelanggaran wilayah yang biasanya lebih besar daripada wilayah perempuan; c). mereka menjadi agresif dalam upaya mendapatkan kembali ukuran yang diinginkan terhadap privasi mereka; dan d). laki-laki lebih sering berjalan di depan pasangan mereka.

Waktu
Meskipun kita tidak bisa memegang atau melihat waktu, kita menanggapinya seolah-olah itu perintah atas hidup kita. Karena waktu adalah suatu fenomena pribadi, kita semua memandang dan memperlakukannya dengan cara yang mengekspresikan karakter kita. Jika kita datang terlambat tiga puluh menit pada janji penting dan meminta maaf, kita mengirim pesan tertentu tentang karakter diri kita sendiri. Menceritakan seseorang bagaimana kita merasa bersalah tentang kedatangan terlambat juga merupakan mengirim pesan. Menggunakan kebudayaan waktu juga dapat memberikan petunjuk berharga untuk nilai budaya dan merespon waktu. Di Amerika, kita mendengar orang berkata, "Waktu adalah uang" dan "Dia yang ragu-ragu akan hilang." Pepatah Cina mengatakan "Pikirkan tiga kali sebelum Anda bertindak." Renungkan sejenak tentang bagaimana merasakan waktu  di masing-masing budaya yang berbeda. Sebuah konsepsi kebudayaan waktu dapat diperiksa dari tiga perspektif yang berbeda: (1) waktu informal; (2) persepsi dari masa lalu, sekarang masa depan; dan (3) penggolongan Hall mono-kronis dan poli-kronis.

Waktu informal
Sebagian besar aturan untuk waktu yang informal, seperti kecepatan dan keterlambatan, tidak secara eksplisit diajarkan. Seperti kebanyakan budaya, aturan-aturan ini biasanya berfungsi di bawah tingkat kesadaran. Di inggris dan amerika, batas keterlambatan yaitu 5 menit bukan 15 menit ataupun 30 menit untuk janji bisnis. Di sisi lain inggris keterlambatan bisa berarti 5-15 menit untuk sebuah undangan makan malam. Di italia, keterlambatan mungkin berkisar 2 jam. Reaksi kita terhadap ketepatan berarkar dari pengalaman budaya kita. Di amerika serikat kita semua belajar Di Amerika Serikat, kita semua tahu bahwa bos dapat datang terlambat ketika rapat tanpa ada yang mengangkat alis, tetapi jika sekretaris yang dating terlambat, ia dapat menerima teguran dalam bentuk pandangan tegas. Seorang dokter dapat membuat orang menunggu untuk jangka waktu yang lama, namun perawat sebaiknya tepat waktu. Di Amerika Latin diharapkan untuk datang terlambat ketika janji sebagai tanda hormat. Tetapi keterlambatan yang sama ini akan dianggap sebagai kekasaran di Jerman.
Ketika bernegosiasi dengan Jepang, Amerika ingin mendapatkan hak turun dalam bisnis. Mereka disosialisasikan untuk percaya bahwa “waktu adalah uang”. Mereka dapat menerima sekitar 15 menit dari basa-basi tentang cuaca, perjalanan mereka ataupun baseball tetapi lebih dari itu akan menjadi hal yang tidak masuk akal. Di sisi lain, Jepang ingin mengenal rekan-rekan bisnis mereka. Mereka merasa bahwa cara terbaik untuk melakukan ini adalah untuk melakukan percakapan panjang dengan Amerika tentang berbagai macam topik. Orang Jepang merasa nyaman dengan percakapan berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Di Indonesia sendiri tidak ingin di tekan atau tergesa-gesa. Mereka menganggap waktu sebagai kolam tak terbatas. Menurut Harris dan Moran, ada sebuah frase di Indonesia yang menjelaskan hal tersebut yaitu “ Jam Karet “. Di afrika, kecepatan lambat adalah aturan. Maka mereka menganggap orang yang terburu-buru diduga mencoba untuk menipu. kecepatan di mana orang berjalan mencerminkan konsep kebudayaan waktu. Orang-orang dari Inggris dan Amerika Serikat bergerak jauh lebih cepat daripada orang dari Taiwan dan Indonesia.

Masa lalu, sekarang dan masa depan
Masa lalu berorientasi pada budaya seperti tradisi yang menolak perubahan. Orang Cina, dengan tradisi pemujaan leluhur dan kebanggaan kuat dalam budaya ketekunan mereka selama ribuan tahun merupakan kebudayaan yang menggunakan masa lalu sebagai panduan untuk bagaimana hidup di masa sekarang. Pepatah Cina menyarankan, "Pertimbangkan masa lalu dan Anda akan tahu sekarang." Penduduk asli Amerika juga menilai tradisi dan melihat ke masa lalu sebagai pedoman ketika menghadapi situasi yang baru. Budaya dengan tradisi Islam yang kuat, karena mereka percaya bahwa peristiwa-peristiwa masa depan milik Allah, juga cenderung untuk melihat saat ini sebagai tempat di mana adanya masa lalu, sekarang, dan masa depan datang bersama-sama. Mereka memiliki sedikit keinginan untuk memetakan peristiwa yang mereka percaya berada di luar kendali mereka.
Orientasi ketiga, yang menempatkan iman yang besar di masa depan kebanyakan orang Amerika. Sebagai manusia, kita terus merencanakan masa depan, dan anak-anak kita bermain dengan mainan (boneka, mobil, senjata, dan sebagainya) dan mempersiapkan mereka untuk dewasa. Banyak dari kita tidak bisa menunggu untuk menyelesaikan apa yang kita lakukan sehingga kita dapat pindah ke sesuatu yang lain. Apa yang kita inginkan, yang kita inginkan sekarang, sehingga kita dapat memenuhinya saat ini dan beralih ke yang berikutnya. Selain itu, berorientasi masa depan dengan menyambut inovasi dan perubahan dan kurang memperhatikan kebiasaan sosial atau organisasi masa lalu dan tradisi.

Jarak interpersonal Budaya Amerika untuk Kategori Berbagai Interaksi

Jarak
Jenis kegiatan
Volume suara
Sangat Tutup
(3 in sampai 6 in)
Kesadaran keterlibatan fisik.
Bercinta, menghibur, dan melindungi.
bisikan lembut



Tutup
(8 in ke 12 in)


Dekat
(12 masuk hingga 20 in)

Netral
(20 in ke 36 in)
Rincian hadapi adalah mudah terlihat. Sangat pribadi, jarang digunakan di depan umum.

Bisa memegang dan memahami orang lain. Banyak interaksi sosial dyadic terjadi.

Menjaga jarak lengan dengan orang lain.
Paling umum untuk percakapan jarak sosial.
terdengar berbisik, sangat rahasia


Dalam ruangan, suara lembut; luar ruangan, suara penuh

Lembut suara, volume rendah
Netral
(4
1/2 ft sampai 5 ft)

Publik jarak
(51 / 2 kaki sampai 8 ft)
Kebanyakan pertemuan sosial dan transaksi bisnis.

Bisnis dan sosial wacana yang lebih formal. Meja di kantor ditempatkan untuk menunda pengunjung.
Suara penuh


Kendali suara dengan sedikit sangat keras
Di seberang ruangan
 (8 ft sampai 20 ft)

jauh jarak
(20 ft dan lebih)
Digunakan oleh guru atau pembicara pada pertemuan umum.

Publik berbicara oleh tokoh-tokoh publik.
Suara keras berbicara ke grup


menyalami jarak, publik-alamat
sistem

Monochronic (M-waktu) dan Polychronic (P-waktu) Klasifikasi
Antropolog, Hall mengklasifikasikan waktu sebagai bentuk komunikasi. Hall menguusulkan bahwa budaya mengatur waktu baik mono-kronis (M-waktu) maupun pli-krinis (P-waktu).  M-waktu  adalah karakteristik orang dari Jerman, Austria, Swiss, dan Amerika. Hall menjelaskan, "Orang-orang dari dunia Barat, khususnya Amerika, cenderung memikirkan waktu sebagai sesuatu yang tetap di alam, sesuatu di sekitar kita dan kita tidak dapat melarikan diri. waktu merupakan bagian yang selalu hadir dari lingkungan, seperti udara yang kita hirup. Kita bersikap seolah-olah waktu adalah nyata. kita berbicara “menghemat waktu”, “kehilangan waktu”, atau “membunuh waktu”. . jadwal sangat penting untuk anggota dari mono-kronis budaya. Budaya P-Waktu, misalnya, berurusan dengan waktu secara holistik. Mereka dapat berinteraksi denga lebih dari satu orang atau melakukan lebih dari satu hal pada suatu waktu.
Menurut dresse, pendekatan multidimensional saat ini menjelaskan mengapa ada yang menyela dalam sebuah percakapan yang biasanya dilakukan oleh orang Arab, Asia dan Amerika Latin. Mereka mengambil saham yang besar dalam kegiatan saat ini dan menekan banyak orang.  Mereka tidak menganggap janji sebagai sebuah komitmen dank arena itu mereka sering beristirahat. Budaya pada P-waktu yaitu waktu kurang nyata. Di Amerika Serikat, ada kebudayaan yang menggunakan waktu secara berbeda dari budaya dominan. Orang Meksiko sering berbicara tentang "waktu Chicano" ketika waktu mereka bervariasi dari budaya yang dominan berkembang dan Saine telah mengamati bahwa budaya Polinesia Hawaii memiliki "waktu Hawaii, konsep waktu yang sangat santai dan mencerminkan gaya hidup informal orang-orang Hawaii asli.
Perbandingan Orang Monochronic dan Orang Polychronic
Orang Monochronic
Orang Polychronic
1.     Melakukan satu hal pada suatu waktu.
2.     Berkonsentrasilah pada pekerjaan.

3.     Ambil komitmen waktu (tenggat waktu, jadwal) serius.
4.     Apakah konteks rendah dan informasi perlu.

5.     Berkomitmen untuk pekerjaan.

6.     Patuhi rencana.

7.     Apakah khawatir tidak mengganggu orang lain, mengikuti aturan-aturan privasi.

8.     Tampilkan menghormati kepemilikan pribadi; jarang meminjam atau meminjamkan.
9.     Tekankan ketepatan.

10. Terbiasa untuk hubungan jangka pendek.
1.    Melakukan banyak hal sekaligus.
2.    Mudah terganggu dan tunduk pada interupsi.

3.    Pertimbangkan komitmen waktu suatu tujuan untuk dicapai, jika mungkin.
4.    Apakah konteks tinggi dan sudah memiliki informasi.

5.    Berkomitmen kepada orang-orang dan hubungan manusia.
6.    Perubahan rencana sering dan mudah.

7.    Lebih peduli dengan orang-orang dekat dengan mereka (keluarga, teman, rekan bisnis yang dekat) dibandingkan dengan privasi.

8.    Meminjam dan meminjamkan hal-hal sering dan mudah.

9.    Basis ketepatan pada hubungan.

10.             Memiliki kecenderungan kuat untuk membangun hubungan seumur hidup.